Jumat, 25 November 2016

Thanks to My Beloved Teacher



teacher day.jpg
Setiap tanggal 25 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Hari Guru Nasional diperingati bersama hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia ke-71.
Awalnya, tanggal 25 November 1945 disebut hari lahirnya organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hingga pada tahun 1994, pemerintah Indonesia langsung menetapkan bahwa hari lahir PGRI sebagai Hari Guru Nasional sebagai rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada para guru serta menjadikakannya momentum penghormatan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa di Tanah Air. Hal itu ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.
Beragam cara yang dilakukan sejumlah instansi pemerintah dan sekolah dalam mengapresiasi kepada seluruh guru di Indonesia. Apreasiasi ini atas upaya yang telah dilakukan dalam mencerdaskan dan menyiapkan anak bangsa. Berbagai apresiasi dapat dilakukan dengan upacara bendera, pembacaan puisi atau pidato dengan tema “Guru” oleh salah satu maupun seluruh siswa,  dan sebagainya.
Tema dalam peringatan Hari Guru Nasional 2016 adalah “Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya”. Sebelumnya, tema Hari Guru Nasional 2015 hampir menyerupai, “Mulia Karena Karya”.
Tema ini diambil  karena masih sangat relevan dengan kebijakkan pemerintah menghargai profesi para guru dan tenaga kependidikan untuk menuju masyarakat yang adil, makmur, dan beradab diantara persaingan masyarakat global saat ini.
Thank you for all ypur dedication, thank you for all your sacrifices, and thank you for all your attention. Thank’s you, my beloved teacher.

Mengoptimalkan Self Concept Siswa



Kali ini, saya akan mengangkat pembahasan penelitian saya ketika saya masih duduk di bangku perkuliahan semester 2 pada mata kuliah Psikologi Pendidikan. Blog ini akan membahas bagaimana sang guru dapat mengoptimalkan self concept siswa.
Pendidikan memegang peranan penring dalam mempersiapkan sumber yang berkualitas, dan mampu berkompetisi dalam perkembangan IPTEK. Guru merupakan salah satu faktor pendukung dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas. Dia tidak hanya mengajar dan mendidik secara akademis saja, tetapi dengan seluruh kepribadiannya sehingga dapat membantu mendewasakan siswa secara psikologis, sosial, dan moral.
Self concept erat kaitannya dengan kepribadian. Hal itu dikarenakan self concept akan mempengaruhi kondisi kepribadiannya terutama kesehatan mentalnya. Self concept yang dimiliki haruslah seimbang karena apabila kepercayaan akan dirinya lebih maka ia akan mencita-citakan sesuatu yang jauh di atas kemampuannya, sehingga kemungkinan mendapatkan kegagalan besar sekali. Selain itu, ia akan menganggap remeh orang lain. Sebaliknya, apabila seseorang yang kurang percaya diri akan mengakibatkan keraguan atas dirinya, ketidakberanian untuk bertindak, rasa rendah diri, dan sebagainya.
Dalam menghadapi aktivitas yang cukup membuat penat, setiap individu harus mampu berfikir bahwa untuk dapat melaksanakan tugas, seseorang harus mampu mengatur dirinya sendiri. Pengaturan diri yang efektof dapat kita ukur apabila dalam diri kita ada kemampuan untuk menetapkan sasaran-sasaran yang akan kita tuju.
Untuk dapat mengoptimalkan diri atau self concept siswa, guru harus berinovasi serta memikirkan bagaimana ia dapat mengoptimalkannya. Saya akan memberi beberapa cara untuk dapat mengoptimalkan self concept pada siswa. Jika terdapat siswa yang mennjukkan tanda-tanda harga dirinya rendah, cobalah berbicara dengannya serta doronglah ia untuk mengikuti kelompok ekstrakulikuler yang ada. Anda juga bisa memberikan tugas khusus di luar tugas pelajaran agar membuat mereka merasa penting, diperhatikan, dapat diandalkan, dan dipercaya. Hargai setiap anak dengan positif sebagai individu. Jangan pernah membandingkan satu siswa dengan siswa lain. Bersikap empatik, menerima, hangat dan terbuka dengan kasih sayang kepada peserta didik.

Minggu, 20 November 2016

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat



Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia. Philo artinya cinta dan sophia artinya kebijakan atau kebenaran. Jadi, filsafat adalah cinta akan kebijakan atau hakikat kebenaran. Berfilsafat artinya berfikir sedalam-dalamnya terhadap sesuatu secara metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal untuk mencari hakikat sesuatu.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk dan praktis, serta sebagai pandangan hidup. Hal ini berarti filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dimanapun mereka berada.
Terdapat beberapa nilai-nilai Pancasila yang berwujud dan bersifat filsafat diantaranya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara. Filsafat Pancasila tercemin dalam Pembukaan UUD  1945.
Pancasila sebagai sistem filsafat  di Indonesia juga dapat dibuktikan dengan sila-sila pancasila yang bersifat organis, hierarkhis, piramidal, serta saling mengisi dan melengkapi.

Seminar: Smart Nation, Harmony in Diversity



seminar afs.jpg
Bina Antarbudaya adalah organisasi pendidikan antarbudaya berbasis relawan, yang memberikan kesempatan untuk memperoleh antarbudaya secara global. Bina antarbudaya juga merupakan mitra AFS Intercultural Programs, salah satu organisasi pertukaran antarbudaya terbesar di dunia yang beroperasi di lebih dari 60 negara di lima benua.
Bina antarbudaya menyelenggarakan seminar “Smart Nation, Harmony In Diversity”, tepat pada tanggal 18 November 2016. Seminar ini diselenggarakan di Auditorium lantai 2 Universitas Trilogi, Jakarta Selatan. AFS Bina Antarbudaya Youth Summit 2016 adalah ajang berbagi semangat, kreativitas, dan nilai-nilai positif bagi generasi-generasi muda di Indonesia. Selain itu, acara ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas perjalanan 60 tahun Program AFS di Indonesia dan 31 tahun Yayasan Bina Antarbudaya.
Salah satu tujuan yang saya tangkap adalah untuk menciptakan generasi-generasi yang berkualitas di masa yang akan datang. Pembicaraan ini terdiri dari sesi perdamaian dan kepemimpinan, sesi sains dan teknologi, dan sesi ekonomi kreatif.
Cerita sekilas,
Sebulan yang lalu, kita mendaftarkan diri sebagai peserta seminar. Sempet kita merasakan pasrah karena kita telat 1 jam menghadiri seminar itu. Udah was-was hati kita. Untungnya, kita masih diperbolehkan masuk oleh panitia. Saking terburunya, kita belum sempat photo bersama, mengambil moment-moment penting. Sampai di akhir acara pun, kita belum sempat mengambil photo bersama dikarenakan sudah malam dan cahaya pun gelap.
Di tengah-tengah acara, saya dan icha lari-larian untuk dapat berphoto bersama salah satu pemateri, Gilbert Nadapdap. Ia adalah salah satu siswa SMA Unggul Del Tobasa yang memenangkan kompetisi NASA. Saya dan Icha ditawarkan memegang alat yang pernah dimenangkan di kompetisi tersebut saat berphoto bersama. Ketika saya memegang alat tersebut hati pun merasakan gemetaran, takut alatnya jatuh dari tangan saya dikarenakan alat tersebut pernah menginjak di planet lain, Mars.
20161118_162428.jpg20161118_162442.jpg