
Bina
Antarbudaya adalah organisasi pendidikan antarbudaya berbasis relawan, yang
memberikan kesempatan untuk memperoleh antarbudaya secara global. Bina
antarbudaya juga merupakan mitra AFS Intercultural Programs, salah satu
organisasi pertukaran antarbudaya terbesar di dunia yang beroperasi di lebih
dari 60 negara di lima benua.
Bina
antarbudaya menyelenggarakan seminar “Smart Nation, Harmony In Diversity”, tepat
pada tanggal 18 November 2016. Seminar ini diselenggarakan di Auditorium lantai
2 Universitas Trilogi, Jakarta Selatan. AFS Bina Antarbudaya Youth Summit 2016
adalah ajang berbagi semangat, kreativitas, dan nilai-nilai positif bagi
generasi-generasi muda di Indonesia. Selain itu, acara ini digelar sebagai
ungkapan rasa syukur atas perjalanan 60 tahun Program AFS di Indonesia dan 31
tahun Yayasan Bina Antarbudaya.
Salah
satu tujuan yang saya tangkap adalah untuk menciptakan generasi-generasi yang
berkualitas di masa yang akan datang. Pembicaraan ini terdiri dari sesi
perdamaian dan kepemimpinan, sesi sains dan teknologi, dan sesi ekonomi kreatif.
Cerita
sekilas,
Sebulan
yang lalu, kita mendaftarkan diri sebagai peserta seminar. Sempet kita
merasakan pasrah karena kita telat 1 jam menghadiri seminar itu. Udah was-was
hati kita. Untungnya, kita masih diperbolehkan masuk oleh panitia. Saking terburunya,
kita belum sempat photo bersama, mengambil moment-moment penting. Sampai di
akhir acara pun, kita belum sempat mengambil photo bersama dikarenakan sudah
malam dan cahaya pun gelap.
Di
tengah-tengah acara, saya dan icha lari-larian untuk dapat berphoto bersama
salah satu pemateri, Gilbert Nadapdap. Ia adalah salah satu siswa SMA Unggul
Del Tobasa yang memenangkan kompetisi NASA. Saya dan Icha ditawarkan memegang
alat yang pernah dimenangkan di kompetisi tersebut saat berphoto bersama. Ketika
saya memegang alat tersebut hati pun merasakan gemetaran, takut alatnya jatuh
dari tangan saya dikarenakan alat tersebut pernah menginjak di planet lain,
Mars.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar