Sering kali kita berfikir, buat apa kita
hidup? Pertanyaan yang dasar tapi mempunyai makna yang sangat luar biasa. Bermulai
dari sebuah sekolah yang menanamkan disiplin dan kehidupan bermasyarakat. Tak terhitung
betapa banyak masa kecil yang tersita untuk belajar, dan pada akhirnya
mendapatkan gelar.
Setelah usai mendapat gelar, panggilan
kerjapun terngiung-ngiung di telinga kita. Mengantri dan bersaing dengan ribuan
orang bahkan berjuta-juta untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Setelah beragam
tes dijalani, masuk dalam daftar karyawan.
Merintis karir dan profesionalisme. Tenggelam
dalam tumpukan kerja, stress, frustasi pun dialami. Karir beranjak baik dan
menuai banyak uang. Seiring berjalan waktu, belahan jiwapun dipertemukan oleh
sang Maha Kuasa. Arungi bahtera menuju sakinah, mawaddah, wa rahmah. Diberi sebuah
amanah, generasi penerus yang diidamkan.
Memanfaatkan waktu sebaik mungkin, hidup
bermasarakat atau besosialisasi dengan masyarakat sekitar. Menjadikan diri
sebagai bintang dimanapun keberadaannya. Kaya raya pun benar-benar terjadi. Tetapi,
rasanya waktu terlalu singkat untuk memenangkan arena secara sempurna.
Ketika sedang berjaya-jayanya,
seseorangan mengatakan aku tidak berarti. Rasanya hati dan otakku hampir gila. Hancur,
pasti. Tak seorang pun menemaniku di
kala duka. Aku merasa menjadi sampah. Waktu berjalan begitu lambat. Pikiran gelap,
semua berkabut. Malu pada diri sendiri. Menunggu waktu kapan berakhir.
Dari sepenggal paragraf di atas, aku
harus mempunyai orientasi hidup. Aku hidup tidak hanya di dunia, tetapi juga
selamanya di akhirat. Aku harus sukse dunia dan akhirat dengan mengabdikan
diriku untuk sang Kholiq, menyinari manusia di kegelapan hidup, memberi manfaat
kepada umat, mendoakan bapak dan ibuku, serta menjalankan perintah dan menjauhi
larangannya. Karena aku yakin di sana ada surga, kebahagiaan.
Dengan ini, aku akan menikmati hidup. Mencintai
dan dicintai semua orang, memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam persahabatan,
serta banyak tantangan dan petualangan yang dihadapi. Aku tidak boleh terlena
dengan musik jahiliyah.
Sebenarnya aku agak ragu, tapi aku harus
yakin bahwa aku bisa. Waktu tak akan mampu menghentikanku, bahkan sekalipun aku
telah pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar