Tulisan
tertua masyarakat purba telah melahirkan dua jalur proses perkembangan sistem
penulisan, jalur Phonetis salah satunya. Dimana jalur Phonetis ini berkembang
menjadi tulisan alphabetis. Sistem penulisan alphabetis dikembangkan oleh dua
pusat peradaban tertua di kawasan Asia Barat (Timur Tengah), yakni Mesir dan
Mesopotamia.
Perkembangan
sistem penulisan alphabetis sangat luas sampai saat ini. Perpindahan yang
mendasar dari bahasa gambar dan tanda yang dibunyikan hingga bahasa tulisan
yang dapat dibunyikan dan memiliki arti dapat disaksikan pada sistem alphabet.
Pada
tahun 1300 sebelum masehi, Aphabet terdiri dari 23 simbol yang sangat sederhana
dan terbatas hanya sebagai perwakilan unsur bunyi. Istilah alphabet berasal
dari singkatan dari 2 huruf pertama dalam sistem alphabet Yunani, yaitu Alpha
dan Beta (Mario Pei, 1971). Alphabet yang
kita kenal saat ini pertama kali dikembangkan oleh bangsa Mesir Kuno.
Beberapa
bangsa besar, termasuk bangsa Yunani mengadopsi sistem alphabet Phonecia. Bangsa
Yunani membuat beberapa perubahan dan menambahkan sejumlah huruf vokal ke
dalamnya. Sistem alphabet Yunani memiliki 24 huruf. Setelah bangsa Yunani
menyelesaikan sistem alphabetnya, bangsa Romawi mengadopsinya.
Bangsa
Romawi pun membuat perubahan seperti menambah dan menghaspuskan beberapa huruf
serta mengubahnya dengan bentuk huruf yang berbeda. Sistem alphabet terus
berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakan ke dalam bentuk huruf
sebagaimana yang kita kenal dan gunakan saat ini.
Huruf
Romawi atau yang biasa dikenal dengan huruf latin memiliki 26 huruf yang
diterapkan sejak abad pertengahan dan digunakan sebagai alphabet dalam bahasa
Inggris kontemporer. Huruf latin ini diantaranya ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar