Rabu, 28 Desember 2016

Filosofi Huruf Alphabet



Tulisan tertua masyarakat purba telah melahirkan dua jalur proses perkembangan sistem penulisan, jalur Phonetis salah satunya. Dimana jalur Phonetis ini berkembang menjadi tulisan alphabetis. Sistem penulisan alphabetis dikembangkan oleh dua pusat peradaban tertua di kawasan Asia Barat (Timur Tengah), yakni Mesir dan Mesopotamia.
Perkembangan sistem penulisan alphabetis sangat luas sampai saat ini. Perpindahan yang mendasar dari bahasa gambar dan tanda yang dibunyikan hingga bahasa tulisan yang dapat dibunyikan dan memiliki arti dapat disaksikan pada sistem alphabet.
Pada tahun 1300 sebelum masehi, Aphabet terdiri dari 23 simbol yang sangat sederhana dan terbatas hanya sebagai perwakilan unsur bunyi. Istilah alphabet berasal dari singkatan dari 2 huruf pertama dalam sistem alphabet Yunani, yaitu Alpha dan Beta (Mario Pei, 1971). Alphabet yang kita kenal saat ini pertama kali dikembangkan oleh bangsa Mesir Kuno.
Beberapa bangsa besar, termasuk bangsa Yunani mengadopsi sistem alphabet Phonecia. Bangsa Yunani membuat beberapa perubahan dan menambahkan sejumlah huruf vokal ke dalamnya. Sistem alphabet Yunani memiliki 24 huruf. Setelah bangsa Yunani menyelesaikan sistem alphabetnya, bangsa Romawi mengadopsinya.
Bangsa Romawi pun membuat perubahan seperti menambah dan menghaspuskan beberapa huruf serta mengubahnya dengan bentuk huruf yang berbeda. Sistem alphabet terus berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakan ke dalam bentuk huruf sebagaimana yang kita kenal dan gunakan saat ini.
Huruf Romawi atau yang biasa dikenal dengan huruf latin memiliki 26 huruf yang diterapkan sejak abad pertengahan dan digunakan sebagai alphabet dalam bahasa Inggris kontemporer. Huruf latin ini diantaranya ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar