Matematika
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Sharma (1997)
mengungkapkan ada enam tingkat penguasaan konsep-konsep matematika yaitu
intuitif, kongkret (berwujud), representasi (gambar), abstrak, aplikasi, dan
komunikasi. Menurut Sharma, idealnya, setiap konsep matematika harus
diperkenalkan di tingkat komunikasi.
Dengan
penggunaan manipulatif, mengajarkan pemahaman kongkret untuk proses matematika
abstrak. Ketika siswa mengembangkan pemahaman kongkret dengan keterampilan
matematika, maka mereka memahami konsep-konsep matematika di tingkat abstrak. Manipulatif
juga dapat membuat konsep-konsep matematika menjadi hidup.
Menurut
Spikell (1993), sebagian besar siswa akan lebih mudah menguasai konsep-konsep
dan keterampilan matematika jika mereka disajikan dalam bentuk kongkret,
gambar, dan simbol. Media visual seperti gambar adalah cara alami seseorang
mulai berfikir.
Hampir
setiap ide matematika, kecuali fakta aritmatika sederhana, terdiri dari tiga
komponen yaitu linguistik, konseptual, dan ketemapilan (Sharma, 1987). Oleh karena
itu, manipulatif menawarkan manfaat untuk berbagai gaya beajar.
Permainan
juga dapat membantu siswa dalam menerapkan apa yang mereka pelajari dengan
dunia nyata, serta menjadi sarana untuk meningkatkan keterampilan matematika
secara interaktif.
Berbagai
manipulatif murah dan mudah didapat seperti uang, kalkulator, penggaris,
domino, bermain kartu, tombol, dan sebagainya. Manipulatif ini dapat digunakan
untuk mengajarkan konsep-konsep seperti sudut, daerah, desimal, estimasi,
pengukuran, perhitungan, persen, probabilitas (peluang), geometri, dan bilangan
bulat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar